Google

Tuesday, February 03, 2009

Judenstrasse 1773

Judenstrasse atau Jalan Yahudi merupakan nama sebuah jalan yang cukup terkena; di Frankfurt, Bavaria (sekarang Jerman), hingga sekarang. Salah satu sudutnya, terbina sebuah rumah besar dengan sebuah tameng merah di atas pintu utamanya. Tameng merah (Redshield) dalam bahasa Jerman disebut Rosthchild. Inilah nama sebuah dinasti yang sangat terkenal dan berpengaruh di Eropah pada abad ke-18 sampai sekarang.

Di tempat inilah, pada tahun 1773, tiga tahun sebelum lapan tokoh Mason AS menandatangani piagam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, Sir Meyer Amschel Rosthchild atau yang bergelar Rostchild I mengundang 12 keluarga terkemuka Yahudi dunia lainnya.

Dalam pertemuan itu, di hadapan tokoh-tokoh Yahudi lainnya, Rosthchild I mengkritik perjalanan revolusi Inggeris yang dinilainya lambat dan tidak efektif. Rosthchild I mengutarakan tekadnya untuk membentuk satu organisasi "para komando" yang kecil dan sangat efektif, yang berada di luar struktur Freemasonry, untuk mempersiapkan Revolusi Perancis melalui satu agen Freemasonry bernama Robespierre. Organisasi para komando itu dinamakan Illuminaty dan dipimpin oleh seorang mantan Jesuit, canon-law doctor, bernama Adam Weishaupt.

Selain membentuk Illuminaty (Illuminatrix, Yang Mencerahkan), Rosthchild I juga membacakan sebuah dokumen yang mengandungi -langkah penguasaan Eropah dan juga dunia secara keseluruhan. Seluruh yang hadir terkesima mendengar paparan Rosthchild I yang belum pernah didengarnya dari mana pun. Dokumen ini adalah blue print Protokol of Zions, sebuah dokumen yang disahkan menjadi agenda bersama gerakan Zionis Internasional dalam Kongres Zionis Internasional I di Bassel, Swiss (1897).

Awal Ghauzwul Fikri

Apa yang dipaparkan Rosthchild I dalam pertemuan di Judenstrasse (1773) merupakan permulaan dari strategi licik bernama Perang Pemikiran dan Perang Budaya (Ghazwul Al-Fikr). Perang ini tidak menggunakan roket, bom, atau pun senjata pemusnah, tidak pula membunuh atau berdarah-darah, tetapi hasilnya kadangkala lebih efektif berbanding peperangan sebenar.
Perang Pemikiran dan Perang Budaya mengggunakan senjata media massa dan industri hiburan. Tujuannya secara ringkas dapat dirumuskan sebagai berikut: "Anda bebas menjadi siapa saja, Anda bebas menyatakan sebagai Muslim, Kristian, atau apa pun, asalkan pemikiran Anda dan segala hal yang Anda lakukan tidak bertentangan dengan keinginan kami atau minimal tidak mencampuri urusan kami."

Jadi, jika anda seorang Muslim, maka Jadilah yang bersahabat dengan Zionis. Jika Anda Kristian, maka jadilah seorang Kristian yang berbaik sangka terhadap kaum Zionis. Jika anda Budha, dan sebagainya, janganlah curiga dengan kaum Zionis. Lebih baik lagi jika Anda semua mendukung cita-cita secara aktif. Demikian tujuan mereka.

Strategi kaum Zionis Internasional (International Jews, Henry Ford) yang oleh sejarawan Barat dikenali sebagai "The Conspiracies", juga dengan baik terakam di dalam surat jawapan Rabi Tertinggi Konstantinopel, yang pada tahun 1489 menerima aduan Rabi Shamur yang mewakili komuniti Yahudi Perancis Selatan yang ditindas oleh raja dan warga setempat yang beragama Katolik.

Di dalam suratnya, Rabi Shamur meminta nasihat dan pendapat berkaitan dengan situasi dan keadaan yang dialami komuniti Yahudi di Perancis yang terus ditindas Gereja dan Kerajaan. Shamur memaparkan bagaimana orang-orang Kristian Perancis yang tinggal di Aries, Aix, dan Marseilles mengancam sinagog-sinagog mereka. Dalam surat jawapan Rabi Tertinggi di Konstantinopel tanggal 24 July 1489 yang perkataan-perkataannya menjadi sangat terkenal kerana mencerminkan strategi kaum Yahudi menundukkan Gereja dan juga Dunia disebutkan:
"Saudara-saudara, dengan rasa sedih pengaduan kalian kami pelajari. Derita nasib buruk yang kalian alami membuat kami ikut bersedih.

Kalian mengadukan, bahawa Raja telah memaksa kalian memeluk agama Nasrani. Kalian sulit menentang perintah paksaan itu. Maka masuklah agama Nasrani. Tetapi harus diingat, bahwa ajaran Musa harus tetap kalian pegang erat-erat dalam hati sanubari. Umat Kristian memerintahkan kalian menyerahkan harta benda kelian. Laksanakanlah. Selanjutnya didiklah putera-puteri kalian menjadi pedagang dan pengusaha yang nanti bisa merebut kembali harta benda itu dari tangan mereka.

Kalian juga melaporkan, bahuwa mereka mengancam keselamatan hidup kalian. Maka binalah putera-puteri kalian menjadi doktor, agar bisa membunuh orang-orang Kristen secara rahsia. Mereka menghancurkan tempat peribadatan kalian, Maka, didiklah putera dan puteri kalian untuk menjadi pendeta, agar bisa menghancurkan gereja mereka dari dalam. Mereka menindas dengan melanggar hak dan nilai kemanusiaan. Maka didiklah putera-puteri kalian sebagai agen propaganda dan penulis, agar bisa menyelusup ke berbagai pejabat pemerintahan. Dengan demikian, akan bisa menundukkan orang Kristian dengan cengekraman kuku-kuku kekuasaan internasional yang kalian kendalikan dari balik layar. Ini bererti pelampiasan dendam kesumat kalian terhadap mereka."

Sejak itu, dengan teliti kaum Yahudi menjalankan strateginya dengan amat hati hati, hingga tidak sampai 300 tahun kemudian Rosthchild dengan berani mencanangkan 25 butir penguasaan dunia. Salah satunya melalui penciptaan industri trend dunia seperti Hollywood yang sekarang amat kita kenali.

0 comments: