Masalahnya, ternyata belum semua da'ie mampu merasakan kenikmatan hidup seperti itu. Bahkan, tidak sedikit da'ie yang masih merasakan ibadah sebagai beban yang berat. Sementara pelbagai perkara syubhat juga masih belum dapat ditepis dari kehidupan sehariannya.
Lalu, bagaimana caranya supaya kita dapat merasakan kelazatan hidup di bawah naungan Islam seperti para sahabat Rasululullah dan yang dicontohkan para tabi'in? Tidak diragukan lagi, kita harus mampu mencapai darjat rabbani dalam kehidupan kita. Sedangkan untuk mencapai darjat rabbani kita mesti menempuh jalan ruhiyah yang terkadang sangat panjang dan melelahkan. Tarbiyah kita selama ini sesungguhnya telah membimbing kita dalam menempuh jalan itu. Tapi sayang, ramai 'jammed' di tengah jalan. Bukan dalam erti kata berhenti tarbiyah, tapi proses tarbiyah yang sekian lama ditempuh tidak membawa apa-apa peningkatan dalam darjat rabbaniyah yang signifikan dalam hidupnya. Abikatnya, tarbiyah sendiri justru menjadi beban tambahan, setelah ibadah, dalam hidupnya.
Sudah tentu, ini merupakan persoalan besar dalam dakwah kita, sehingga kita perlu memberi ruang yang lebih untuk peningkatan darjat rabbaniyah ini. Selain liqa'-liqa' rutin tiap minggu, program-program khusus seperti mukhayyam, mabit, ziarah kubur dan lain-lain sangat perlu dilakukan, mengiringi semakin padatnya tugas-tugas pengembangan dakwah.
Dalam hal ini peranan murobbi sangat penting. Mereka harus memberikan taujih atau menyampaikan bahan-bahan tarbiyah secara "menggigit". Semakin cepat perjalanan dakwah ini kita gesah, semakin kencang tuntutan "gigitan" tarbiyah yang kita perlukan.
Ya, dakwah yang menggigit. Tarbiyah yang menggigit. Itulah jawapannya. Murobbi yang mampu menghadirkan syurga dalam liqa'nya. Murobbi yang tak pernah bosan dan tak pernah kehabisan akal dalam membimbing mad'unya untuk menapaki jalan tarbiyah yang panjang ini. Dan untuk itu, semua pihak harus turun membantu, turut memberikan kerjasama dalam sinergi yang indah. Sehingga liqa'-liqa' tarbiyah menjadi taman-taman syurga bagi kita, yang insyaAllah akan sentiasa dirindu dan ditunggu-tunggu masanya.
0 comments:
Post a Comment